Mau'idhah Hasanah oleh KH ABDUR ROSYID JUHRO M,FIL.I
MAJLIS DZIKIR MAULIDURRASUL SAW & HAUL PONPES AL HIDAYAH 2025. WONOKALANG - WONOAYU - SIDOARJO
SABTU MALAM, 5 JULI 2025 (9 MUHARAM 1447 H)
📜 Jawaban Rasulullah tentang Kewajiban Anak
Kiai Abdur Rosyid Juhro
mengawali pembahasan utama dengan meriwayatkan sebuah hadis dari Sahabat Abi
Umamah Al-Bahili R.A., di mana seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
SAW: "Ya Rasulullah, ma haqqul walidain ala waladihima?"
(Apa kewajiban anak kepada kedua orang tuanya?).
Alih-alih menjawab secara
langsung, Rasulullah SAW membelokkan pertanyaan tersebut dengan jawaban yang
sangat tinggi maknanya, sebuah teknik dalam ilmu balaghah (retorika).
Jawaban Rasulullah SAW
adalah: "Huma jannatuka waaruk".
Kedua orang tuamu, Nak,
adalah penentu surga atau neraka kamu di akhirat nanti.
💧 Nilai Bakti yang Tak Terbayar
Beliau kemudian
menceritakan kisah sahabat lain yang datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW:
ia merawat ibunya yang sudah sangat tua dan tidak bisa apa-apa, selalu menggendongnya
ke mana-mana, tidak pernah bermuka masam atau membuang muka meskipun
ibunya menjengkelkan, dan memberikan 100% semua gajinya kepada sang ibu.
Sahabat itu bertanya,
"Ya Rasulullah, apakah itu sudah cukup sebagai baktiku (birrul walidain)?".
Jawaban Rasulullah SAW: "Laa
wala bizfratin wahidatin".
"Tidak cukup,
Nak. Jangankan berterima kasih untuk semua yang pernah dilakukan oleh ibu kamu
kepada kamu, untuk bayar satu tetes keringat ibu kamu saja tidak cukup itu
semua."
Alasannya adalah bahwa
orang tua, terutama ibu, melayani dan merawat anak dengan harapan anaknya
sehat, besar, dan sukses. Sementara anak, saat merawat orang tuanya, kadang
terbersit pertanyaan di hati, "Kapan ya ini selesai?". Kiai Abdur
Rosyid Juhro menegaskan bahwa realitas ini, di mana sebagian anak merasa lega
ketika orang tua yang sakit lama meninggal, adalah fakta yang terjadi hingga
saat ini.
🙏 Peran Majelis Al Khidmah dalam Birrul Walidain
Kiai Abdur Rosyid Juhro
menjelaskan bahwa Majelis Al Khidmah, yang didirikan oleh Hadratus Syekh Romo
K.H. Ahmad Asrori Al-Ishaqi R.A. , adalah salah satu sarana untuk belajar
berterima kasih kepada kedua orang tua.
1. Berdoa dan Mengirim
Hadiah
Melalui majelis ini, umat
belajar untuk:
- Mendoakan kedua orang tua. Meskipun nama almarhum ayah, ibu, kakek,
atau nenek tidak disebut satu per satu, tiga imam mujtahid mutlak—Imam
Malik, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad bin Hambal—sepakat bahwa
doa-doa tersebut pasti sampai kepada mereka asalkan keluarga hadir di
majelis.
- Mengirim hadiah berupa sedekah, Al-Fatihah, dan doa, yang
mana pahalanya pasti sampai kepada keluarga yang telah meninggal. Beliau
menegaskan bahwa ulama ahli hadis dan ulama ahli fikih sepakat mengenai
sampainya pahala ini. Bahkan, Syekh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (murid
Syekh Ibnu Taimiyyah) dalam kitab Fatawa-nya menyatakan bahwa doa
dan hadiah itu sampai.
Majelis ini menjadi
kesempatan untuk "menggendong" orang tua yang telah meninggal dengan
mengirimkan doa. Malam itu, setidaknya ada tujuh majelis Al Khidmah yang
diadakan serentak di berbagai tempat seperti Sidoarjo, Bali, Lamongan, Gresik
(dua tempat), Jakarta, dan Jawa Tengah. Doa-doa untuk para wali dan pendiri
majelis (seperti Sultanil Auliya Syekh Abdul Qadir Jilani dan Hadratus
Syekh Romo K.H. Ahmad Asrori Al-Ishaqi) sudah cukup dikirim oleh
majelis-majelis lain, sehingga yang hadir di sini berkesempatan mengirim doa
untuk kedua orang tua dan keluarga mereka sendiri.
2. Bersedekah
Majelis juga menjadi
sarana untuk bersedekah. Sedekah, meskipun hanya sedikit (seperti
Rp2.000 atau Rp10.000), pahalanya akan didapatkan utuh oleh orang yang
memberi dan juga utuh sampai kepada kedua orang tua mereka.
🌟 Nasib Arwah dan Kuburan
Kiai Abdur Rosyid Juhro
menutup ceramah dengan mengutip kitab I'anatut Thalibin karya Sayid
Abu Bakar Syatha. Beliau menjelaskan bahwa arwah (roh) orang-orang
mukmin, termasuk orang tua dan saudara, duduk di langit pertama (yang biru)
persis di atas rumah mereka setiap malam.
Dari sana, mereka meratap
dengan memelas, memanggil keluarganya:
"Wahai
keluargaku... Wahai orang-orang yang sekarang menempati rumahku, memakai
pakaianku, membagi hartaku. Tidakkah di antara kalian ada yang ingat dan
sayang kepada kami yang sekarang sudah sekian tahun berada di penjara yang
sangat kuat di kuburan?"
Mengingat para ulama
besar seperti Imam Nawawi (wafat usia 43 tahun, sudah 800 tahun di
kubur) dan Imam Syafi'i (wafat usia 53 tahun, sudah 1200 tahun di kubur)
sudah pasti memiliki kuburan yang menjadi Raudhatun min Riyadil Jannah
(taman dari taman surga), Kiai Abdur Rosyid Juhro mengajak hadirin untuk
merenungkan nasib kuburan mereka dan keluarga yang telah meninggal.
"Bagaimana dengan
kuburan kita semua nantinya? Apakah taman surga atau hufratun
muhratun niron, lubang dari lubangnya neraka?"
Oleh karena itu,
kewajiban bagi yang masih hidup adalah belajar menjadi orang saleh
dengan rajin menghadiri majelis-majelis kebaikan seperti ini, karena semuanya
adalah misteri.
Sumber : Channel YT ALWAVA ,
Link Full Video Mauidhoh
Pertanyaan, kerjasama, atau laporan konten hubungi kami:
Email : ngaji.anina99@gmail.com
Tiktok : @anina99dotcom
Whatsapp : +62 895-6117-07936
@anina99dotcom Menggapai Surga dan Berbakti kepada Orang Tua Melalui Majelis Dzikir Mau'idhah Hasanah oleh KH ABDUR ROSYID JUHRO M,FIL.I MAJLIS DZIKIR MAULIDURRASUL SAW & HAUL PONPES AL HIDAYAH 2025. WONOKALANG - WONOAYU - SIDOARJO SABTU MALAM, 5 JULI 2025 (9 MUHARAM 1447 H) selengkapnya di anina99.com/s/haulppalhidayah25 sumber: YT @alwavamedia #alkhidmahindonesia #alkhidmahsidoarjo #ukhsaficoplercommunity #majlisdzikir #sholawat ♬ suara asli - anina

No comments:
Post a Comment